Dengan Memahami Misteri Nama-Nama Tuhan, Aku Terus Mengikuti Jejak Langkah Anak Domba
Oleh Saudari Mu Zhen, Taiwan
Semasa masih kecil, aku adalah seorang anak yang cerdas dan peka, maka aku selalu menerima kasih sayang dari orang tua, kerabat, dan teman-temanku. Karena selalu mendapat nilai bagus di sekolah dan baik hati dan mudah bergaul, aku sangat disukai oleh para guru dan teman sekelas. Selama waktu itu, aku dipenuhi harapan akan masa depan. Akan tetapi, yang sangat mengejutkan aku, ketika tiba saatnya untuk ujian masuk sekolah menengah, aku tidak lolos kualifikasi sebanyak setengah poin untuk masuk sekolah putri terbaik dan malah diterima di sekolah peringkat kedua. Aku sungguh tidak sanggup menerima apa yang terjadi sehingga mengunci diriku di dalam kamar selama dua hari dan menolak makan atau minum. Itulah pertama kalinya aku mengalami kegagalan dalam hidupku—aku merasa seolah-olah terperosok ke dalam jurang dan didera siksaan dan kepedihan.
Ketika sekolah dimulai kembali, aku pergi ke orientasi dengan perasaan yang sangat tertekan. Selama orientasi, seorang teman wanita senior mewartakan Injil Tuhan Yesus kepadaku. Ketika aku menghadiri lebih banyak pertemuan gereja dan ketika mendengar lebih banyak tentang pengalaman saudara-saudari itu, aku merasa bahwa kasih karunia Tuhan itu setia dan dapat diandalkan. Aku percaya bahwa selama aku berdoa dan memohon kepada Tuhan Yesus Kristus, aku akan menerima perlindungan dan pemeliharaan-Nya, dan akan menikmati perasaan damai dan aman dalam hatiku. Dari tempat depresi yang gelap itu, perlahan-lahan optimisme dan kepositifan pulih dalam diriku. Belakangan, di tahun kedua sekolah menengah, aku dibaptis sebagai seorang Kristen.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kebenaran Alkitab, aku pergi kuliah di sekolah biara dan sebagai mahasiswa baru, aku mengambil mata kuliah yang disebut "Pengantar Agama," yang diajarkan oleh pendeta. Selama suatu hari di kelas, pendeta itu berkata kepada kami, "Pasal 13, ayat 8 dari kitab Ibrani menyatakan, 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya.' Tuhan Yesus adalah satu-satunya Juru Selamat. Dia setia dan dapat diandalkan dan nama-Nya tidak akan pernah berubah, tanpa memandang zaman. Hanya dengan percaya kepada nama Yesus, kita dapat diselamatkan ...." Dari penuturannya, aku belajar bahwa hanya melalui keselamatan Tuhan Yesus kita dapat diselamatkan dari kejahatan dan kematian, dan hanya dengan percaya kepada nama Tuhan Yesuslah kita bisa diselamatkan. Terlintas dalam benakku bahwa alasan teman wanita senior yang membawaku ke gereja itu selalu tampak sangat bahagia dan percaya diri mungkin disebabkan oleh kekuatan dalam kehidupan yang ia peroleh dari kepercayaannya kepada Tuhan. Setelah kelas itu, aku memutuskan untuk mengikut Tuhan Yesus dan mengerahkan segenap upayaku untuk melayani Dia. Untuk tujuan ini, aku menghabiskan seluruh waktuku sepulang kuliah dengan ikut serta dalam persekutuan, studi Alkitab, pekerjaan pewartaan Injil, dan tidak pernah sekali pun aku melewatkan khotbah atau pertemuan ibadah.
Seiring waktu, aku menyadari bahwa khotbah para pendeta dan penatua selalu berbicara tentang hal-hal lama yang sama—tidak ada terang baru dalam apa yang mereka katakan dan kami, sebagai orang percaya, bahkan tidak mendapatkan sedikit pun pemeliharaan rohani dari perkataan mereka. Beberapa saudara-saudari hidup dalam kelemahan—mereka tidak pernah menghadiri pertemuan ibadah dan tidak seorang pun yang peduli untuk membantu atau mendukung mereka. Beberapa saudara-saudari akan tertidur selama khotbah dan kemudian mencoba menjual barang dagangan dan asuransi kepada orang-orang setelah pertemuan ibadah. Beberapa orang bahkan membantu kampanye untuk jabatan kandidat politik. Aku berpikir dalam hati, "Apakah kau tetap seorang Kristen jika kau percaya kepada Tuhan sembari hanya mencari keuntungan pribadi dan tidak mengejar kemajuan dalam kehidupan rohanimu? Para pendeta dan penatua bahkan tidak mencoba menghentikan terjadinya hal-hal ini—apakah ini sesuai dengan kehendak dan tuntutan Tuhan?" Situasi di gereja membuatku marah dan kecewa. Karena sudah lama tidak menerima perbekalan rohani, aku merasa miskin dan lemah secara rohani. Terlebih lagi, karena begitu sibuk dengan pekerjaan dan sering bekerja lembur di akhir pekan, akhirnya aku tidak mau repot-repot menghadiri pertemuan ibadah. Hanya ketika aku mengalami beberapa masalah, maka aku akan membaca Alkitab dan berdoa dalam nama Tuhan. Aku merasa putus asa dan tanpa tujuan, tersesat dan tak berdaya.
Pada bulan Oktober 2016, aku bertemu dengan Saudara Wang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa secara online. Saudara Wang memperkenalkan aku kepada Saudara Jin dan beberapa saudara-saudari lainnya. Persekutuan Saudara Jin membantuku memahami banyak kebenaran yang belum kupahami sebelumnya. Persekutuannya sehubungan dengan kebenaran inkarnasi Tuhan itu sangat praktis dan jelas dan aku mendapatkan banyak hal dari persekutuan itu. Aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, telah mempelajari Alkitab, dan mendengarkan khotbah yang tak terhitung jumlahnya oleh tokoh-tokoh rohani, pendeta dan penatua, tetapi aku belum pernah mendengar persekutuan tentang aspek kebenaran ini yang begitu tajam dan jelas. Rohku disirami, dan dalam diriku muncul keinginan untuk mencari. Setelah itu, aku sering menghadiri pertemuan online mereka.
Dalam suatu pertemuan tersebut, Saudara Jin bersekutu dengan mengatakan, "Demi sepenuhnya menyelamatkan umat manusia, Tuhan memulai rencana pengelolaan enam ribu tahun, membaginya menjadi tiga zaman yang berbeda, dan Dia melakukan tahap pekerjaan yang baru di setiap zaman. Nama Tuhan berubah seiring dengan berbagai pekerjaan yang Dia lakukan. Di Zaman Hukum Taurat, misalnya, Tuhan melakukan pekerjaan-Nya dengan nama ‘Yahweh,’ menyatakan hukum Taurat dan perintah Tuhan, dan memimpin orang Israel mula-mula dalam kehidupan mereka di bumi. Namun, begitu Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya di Zaman Hukum Taurat dan memulai pekerjaan penebusan-Nya di Zaman Kasih Karunia, namanya berubah dari ‘Yahweh’ menjadi ‘Yesus.’ Sekarang kita berada di akhir zaman, dan Tuhan sedang melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan di atas dasar pekerjaan penebusan Yesus. Dia telah mengakhiri Zaman Kasih Karunia, mengawali Zaman Kerajaan dan, dalam melakukan ini, nama-Nya berubah menjadi 'Tuhan Yang Mahakuasa.'" Ketika mendengar Saudara Jin mengatakan nama Tuhan sudah berubah, aku berpikir dalam hati: "Alkitab dengan jelas menyatakan: 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya' (Ibrani 13:8). Tuhan Yesus yang kupercayai adalah satu-satunya Tuhan yang benar dan nama Tuhan Yesus tidak akan pernah berubah. Hanya melalui nama Tuhan Yesuslah kita dapat diselamatkan—bagaimana mungkin kau bisa mengatakan bahwa nama Tuhan sudah berubah? Jika, dalam doa-doa, kita tidak memanggil nama Yesus, tetapi menggunakan nama lain, bagaimana hal itu masih sesuai dengan Alkitab?" Persekutuan Saudara Jin sangat menantang keyakinanku. Dia membuat analogi berikut, dengan mengatakan, "Saudari Mu Zhen, jika sebuah perusahaan menjadikanmu sebagai Petugas Perencanaan satu tahun dan Manajer di tahun berikutnya, entah kau merupakan Petugas Perencanaan atau Manajer, tuntutan pekerjaanmu akan menentukan perubahan namamu. Orang-orang dahulu memanggilmu Petugas Perencanaan Mu, tetapi sekarang mereka memanggilmu Manajer Mu—terlepas dari perubahan nama dan posisi, apakah kau sendiri sudah berubah? Apakah kau masih tetap menjadi dirimu?" Aku menjawab, "Aku akan tetap menjadi diriku," dan tidak mengajukan keberatan apa pun, tetapi dalam hatiku, aku masih tidak bisa menerima apa yang dia katakan. Aku berpikir dalam hati, "Nama Tuhan tidak pernah bisa berubah. Hanya dengan percaya kepada nama Tuhan Yesuslah kita bisa diselamatkan. Kau tidak akan meyakinkanku dengan begitu mudahnya. Aku akan mengabaikan kalian semua mulai sekarang dan akan tetap seperti itu." Setelah pertemuan itu selesai, aku memblokir semua saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa di aplikasi percakapan itu.
Yang membuatku takjub, pada hari setelah aku memblokir semua saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, sekitar pukul 8 malam, ketika aku sedang mencuci piring di dapur, tiba-tiba aku mendengar bel pintu berdering. Aku membuka pintu dan di depanku berdiri dua orang gadis yang belum pernah kulihat sebelumnya. Salah seorang gadis itu memberikan beberapa informasi padaku. Awalnya aku sangat sopan pada gadis-gadis itu, tetapi ketika aku melihat pamflet yang diberikan gadis itu padaku bertuliskan, "Kedatangan Kristus Kembali—Tuhan Yesus Telah Datang Kembali Dengan Awan-Awan" dalam huruf besar, tiba-tiba aku menyadari bahwa mereka datang untuk memberitakan Injil. Karena pada waktu itu aku percaya bahwa nama Tuhan Yesus tidak akan pernah berubah, aku agak jengkel pada kedua orang gadis itu dan mengembalikan pamflet yang mereka berikan padaku. Mereka tampak agak sedih dan ketika mereka berbalik untuk pergi, salah satu saudari itu bertanya padaku, "Saudari, apakah kau tidak bisa menerima berita ini karena kau tidak percaya kepada Tuhan ataukah karena kau berasal dari denominasi lain? Pernahkah kau menyelidiki dan mencari kebenaran dengan cermat?" Tidak peduli apa yang dikatakan para saudari itu, aku benar-benar tidak ingin lagi meluangkan waktuku bagi mereka, jadi aku kembali mencuci piring di dapur. Ketika aku sedang mencuci piring, pertanyaan saudari itu terus terngiang-ngiang di benakku, "Pernahkah kau menyelidiki dan mencari kebenaran dengan cermat?" Aku berpikir dalam hati, "Kurasa aku benar-benar tidak pernah mencari kebenaran dengan cermat." Aku berpikir kembali tentang bagaimana Saudara Wang dan yang lainnya telah bersekutu tentang perubahan nama Tuhan dan kemudian aku memikirkan bagaimana hal ini berbeda dari pemahamanku sendiri. Namun bahkan ketika aku tidak mengerti, aku tidak memiliki keinginan untuk mencari kebenaran, dan telah menganalisis apa yang Saudara Wang katakan itu dengan menggunakan pengetahuanku tentang Alkitab. Aku telah menerima aspek-aspek dari persekutuan mereka yang kusetujui, tetapi gagal mencari atau memperhatikan aspek-aspek yang tidak kusetujui. Baru kemudian aku menyadari bahwa pengetahuanku tentang Alkitab telah menyebabkan aku kehilangan kemurnian dan kesederhanaan hatiku. Aku telah mengambil sikap merasa diriku benar terhadap kebenaran—bagaimana mungkin aku bisa menganggap diriku sebagai seseorang yang dengan tulus mencari kebenaran?
Ketika aku sudah agak tenang, aku teringat sesuatu yang sering dijelaskan dalam persekutuan oleh saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa: "Domba-domba Tuhan mendengarkan suara Tuhan—jika kita ingin menyambut kedatangan Tuhan kembali, kita harus mendengarkan suara Tuhan, mengenali suara-Nya, dan mengerti apa itu kebenaran." Persekutuan yang disampaikan oleh saudara-saudari itu sesuai dengan Alkitab. Gadis-gadis yang bijaksana harus mendengarkan suara Tuhan, dan bukankah Petrus dari Zaman Kasih Karunia dapat mengikuti Tuhan Yesus karena dia telah mendengar suara Tuhan dalam firman Tuhan? Setelah menyadari hal ini, aku buru-buru mengeluarkan Alkitab dan membuka Kitab Wahyu pasal 3, ayat 20-22, di mana tertulis: "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku. Bagi dia yang menang akan Kuizinkan duduk bersama-Ku di takhta-Ku, sama seperti Aku juga telah menang, dan duduk bersama Bapa-Ku di takhta-Nya. Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja." Dengan cermat aku merenungkan kutipan Kitab Suci ini dan berpikir dalam hati, "Tuhan meminta kita agar kapan pun Roh Kudus berbicara, kita harus mendengarkan. Sekarang aku cukup beruntung mendengar tentang kedatangan Tuhan kembali dan memiliki kesempatan untuk mengenal pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, jadi mengapa aku masih membiarkan gagasanku menahanku? Mengapa aku menolak mendengarkan setiap gagasan yang tidak kumengerti atau yang bertentangan dengan gagasanku? Bahkan jika aku tidak dapat langsung menerima bahwa nama Tuhan telah berubah, setidaknya aku harus mencari dan menyelidiki hal ini dan membuat keputusan setelah memiliki pemahaman yang lebih lengkap!" Kemudian aku sampai pada petikan berikut dalam Matius pasal 7, ayat 7: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Aku berpikir, "Jika Tuhan benar-benar datang mengetuk, dan aku, yang telah tertipu oleh gagasanku sendiri, menutup telingaku dan mengunci Dia di luar dalam ketidakpekaanku dan melewatkan keselamatan Tuhan di akhir zaman, bukankah itu sangat disayangkan?"
Malam itu, aku tidak bisa tidur dan benakku terus mengingat semua yang terjadi malam itu. Aku berpikir dalam hati, "Aku sudah tinggal di sini selama 18 tahun dan inilah pertama kalinya ada orang yang datang memberitakan Injil. Saudari itu bahkan bertanya padaku apakah aku pernah mencari dan menyelidiki kebenaran dengan cermat—mungkinkah ini rencana Tuhan bagi dua saudari yang tidak pernah kutemui ini untuk datang memberitakan Injil padaku? Kemudian ketika aku merasa gelisah setelah menolak mereka dan telah membaca Alkitab untuk mendapatkan jawabannya, Tuhan mengarahkan aku ke sebuah petikan tentang Tuhan yang mengetuk pintu—salahkah bila aku menolak mereka? Apakah Tuhan Yang Mahakuasa adalah benar-benar Tuhan Yesus yang datang kembali?" Dengan pikiran-pikiran di dalam benakku ini, aku segera bangkit dari tempat tidur dan berdoa kepada Tuhan, memohon tuntunan dan pencerahan-Nya. Setelah selesai berdoa, aku membuka komputerku dan menjelajah ke website resmi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, yang disebut "Injil Turunnya Kerajaan Tuhan" dan mencari banyak petikan yang berkaitan dengan nama Tuhan. Aku menemukan petikan firman Tuhan Yang Mahakuasa berikut: "Beberapa orang mengatakan bahwa nama Tuhan tidak berubah. Lalu, mengapa nama Yahweh berubah menjadi Yesus? Dinubuatkan bahwa Mesias akan datang, lalu mengapa manusia bernama Yesus yang datang? Mengapa nama Tuhan berubah? Bukankah pekerjaan Tuhan seperti itu sudah lama dilakukan? Tidak bisakah Tuhan zaman ini melakukan pekerjaan baru? Pekerjaan kemarin dapat berubah, dan pekerjaan Yesus dapat berlangsung sebagai kelanjutan pekerjaan Yahweh. Tidak bisakah pekerjaan Yesus diikuti dengan pekerjaan lain? Jika nama Yahweh dapat diubah menjadi Yesus, maka tidak bisakah nama Yesus juga diubah? Hal ini bukannya tidak lazim, dan orang berpikir begitu hanya karena dangkalnya pemikiran mereka. Tuhan akan tetap Tuhan. Terlepas dari perubahan pada pekerjaan-Nya dan nama-Nya, watak dan hikmat-Nya tetap tidak berubah selamanya. Jika engkau percaya bahwa Tuhan hanya dapat dipanggil dengan nama Yesus, maka sedikit sekali yang engkau ketahui" ("Bagaimana Mungkin Manusia yang Telah Membatasi Tuhan dalam konsepsinya Dapat Menerima Penyingkapan Tuhan?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Setelah membaca petikan ini, aku mengerti bahwa Tuhan melakukan pekerjaan baru di setiap zaman dan menggunakan nama baru sebagaimana yang diharuskan pekerjaan baru-Nya. Aku memikirkan bagaimana, di Zaman Hukum Taurat, nama Tuhan adalah Yahweh, dan dengan nama inilah Tuhan menuntun bangsa Israel. Namun, ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, bukankah nama Tuhan berubah dari Yahweh menjadi Yesus? Tuhan Yang Mahakuasa sekarang telah menyingkapkan masalah ini dengan sangat jelas—siapakah yang bisa menyingkapkan rahasia seperti itu jika Tuhan tidak datang untuk mengungkapkan kebenaran? Aku telah menolak untuk mencari dan menyelidiki ide perubahan nama Tuhan karena ini tidak sesuai dengan pandanganku sendiri. Jika Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar adalah penampakan kembali Tuhan Yesus, dan aku mengabaikan Tuhan bahkan ketika Dia mengetuk pintuku berkali-kali, sangat disayangkan jika kemudian aku melewatkan kesempatan untuk menyambut kedatangan Tuhan kembali. Karena itu, aku memutuskan untuk mencari dan menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dengan cermat.
Kemudian, aku membuka blokir saudara-saudari di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan memberi tahu mereka tentang pengalaman yang kualami malam itu. Selama suatu pertemuan, saudara-saudari itu membagikan bagian Alkitab ini padaku: "Bagaimana menurutmu? Jika seseorang memiliki seratus ekor domba dan salah satunya hilang, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan dan pergi ke gunung, lalu mencari satu ekor yang tersesat itu?" (Matius 18:12). Saudara-saudari itu berkata bahwa aku sama seperti domba yang hilang itu dan bahwa Tuhan telah pergi mencariku dan membawaku kembali ke hadapan-Nya. Sungguh merupakan kasih karunia Tuhan bahwa, ketika aku tersesat, Tuhan membimbingku untuk membuka blokir saudara-saudari itu dan terus menghadiri pertemuan. Syukur kepada Tuhan karena tidak meninggalkanku!
Pada saat itu, Saudari Xiling bertanya kepadaku, "Saudari Mu Zhen, apakah kau tiba-tiba memblokir semua orang karena kau tidak memahami beberapa aspek kebenaran?" Aku mengangguk, berkata, "Alkitab dengan jelas mengatakan, 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya' (Ibrani 13:8). Ini membuktikan bahwa Yesus Kristus selamanya tidak berubah. Bahkan ketika Tuhan datang kembali di akhir zaman, Dia masih harus menggunakan nama Yesus—nama ini tidak akan pernah berubah. Namun persekutuan Saudara Jin mengatakan bahwa nama Tuhan di akhir zaman adalah Tuhan Yang Mahakuasa dan aku tidak bisa menerima ini. Sejak dibaptis, aku selalu berdoa dengan memanggil nama Tuhan Yesus, jadi bagaimana mungkin aku bisa memanggil-Nya dengan nama lain?" Setelah aku selesai berbicara, Saudari Xiling mengirimkan bagian firman Tuhan berikut ini kepadaku: "Ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak berubah. Memang benar, tetapi ini mengacu pada ketidakberubahan watak Tuhan dan hakikat-Nya. Perubahan nama dan pekerjaan-Nya tidak membuktikan bahwa hakikat-Nya berubah. Dengan kata lain, Tuhan selamanya adalah Tuhan dan tidak akan pernah berubah. Jika engkau mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan tidak berubah, mungkinkah rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya akan dapat diselesaikan-Nya? Engkau sekadar tahu bahwa Tuhan selamanya tidak berubah, tetapi apakah engkau tahu bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua? Jika pekerjaan Tuhan tidak berubah, dapatkah Dia memimpin umat manusia hingga ke masa sekarang? Jika Tuhan tidak berubah, lalu mengapa Dia telah melakukan pekerjaan dua zaman? ... Firman 'Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua' merujuk pada pekerjaan-Nya, dan firman 'Tuhan itu tidak berubah' merujuk pada apa yang dimiliki-Nya dan siapa Ia. Terlepas dari itu, engkau tidak dapat membuat pekerjaan enam ribu tahun bergantung pada satu titik, atau membatasinya dengan kata-kata mati. Hal seperti itu merupakan kebodohan manusia. Tuhan tidak sesederhana yang dibayangkan manusia dan pekerjaan-Nya tidak dapat tinggal dalam satu zaman saja. Yahweh, misalnya, tidak dapat selalu merepresentasikan nama Tuhan; Tuhan dapat pula melakukan pekerjaan-Nya dalam nama Yesus. Ini menandakan bahwa pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju" ("Visi Pekerjaan Tuhan (3) " dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Saudari Xiling kemudian berkata, "Firman Tuhan Yang Mahakuasa menerangkan ini dengan sangat jelas: ketika kita mengatakan bahwa 'Tuhan itu tidak berubah,' kita merujuk pada watak dan substansi-Nya. Ini tidak berarti bahwa nama Tuhan tidak pernah berubah. Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua, pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju, dan nama-Nya harus berubah untuk mencerminkan perubahan dalam pekerjaan-Nya. Namun, tak peduli bagaimana nama Tuhan dapat berubah, substansi Tuhan tidak pernah berubah—Tuhan tetaplah Tuhan. Namun kita tidak mengerti apa yang sebenarnya dimaksud dengan 'tidak berubah' dan tidak melihat bagaimana pekerjaan Tuhan itu selalu baru dan tidak pernah tua, sehingga sangat mudah bagi kita untuk membatasi pekerjaan Tuhan dan bahkan menolak Tuhan berdasarkan gagasan dan imajinasi kita. Misalnya, orang-orang Farisi berpegang teguh pada gagasan bahwa 'Yahweh adalah satu-satunya Tuhan, tidak ada juru selamat selain Yahweh.' Karena itu, ketika Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan-Nya dengan nama 'Yesus,' dan orang-orang Farisi melihat bahwa nama Yahweh telah berubah tetapi karena Dia tidak disebut 'Mesias' seperti yang disampaikan melalui nubuatan, mereka menyangkal bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus, bahwa Dia adalah Tuhan sendiri, dan mereka dengan gila-gilaan mengutuk dan melawan Tuhan Yesus, sampai akhirnya mereka berkolusi dengan para penguasa Romawi untuk memakukan Tuhan Yesus di kayu salib. Karena dosa yang paling mengerikan ini, mereka menderita hukuman Tuhan. Demikian pula, jika kita terus berpegang teguh pada Alkitab dan berpegang teguh pada anggapan bahwa nama Tuhan tidak berubah, serta menyangkal pekerjaan Tuhan di akhir zaman, akankah kita berbeda dari orang-orang Farisi, yang mengaku percaya kepada Tuhan tetapi yang mengambil jalan pertentangan terhadap Tuhan?"
Selanjutnya, Saudari Xiling memintaku untuk membaca dua bagian lain dari firman Tuhan: "Di setiap zaman, Tuhan melakukan pekerjaan baru dan disebut dengan nama baru; bagaimana mungkin Dia melakukan pekerjaan yang sama pada zaman yang berbeda? Bagaimana mungkin Dia melekat erat pada sesuatu yang lama? Nama Yesus dipakai demi pekerjaan penebusan, maka apakah Dia masih akan dipanggil dengan nama yang sama ketika Dia kembali pada akhir zaman? Apakah Dia akan tetap melakukan pekerjaan penebusan? Mengapa Yahweh dan Yesus adalah satu, tetapi dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda? Bukankah karena zaman pekerjaan Mereka berbeda? Mungkinkah satu nama merepresentasikan Tuhan seutuhnya? Jika demikian, Tuhan harus dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda, dan harus pula menggunakan nama tersebut untuk mengubah dan merepresentasikan zaman tersebut. Karena tiada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan Tuhan dan setiap nama hanya dapat merepresentasikan aspek temporal dari watak Tuhan pada zaman tertentu, maka tiada lain kecuali nama-Nya mewakili pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan dapat memilih nama apa pun yang sesuai dengan watak-Nya untuk merepresentasikan seluruh zaman. ("Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Mungkinkah nama Yesus—'Tuhan menyertai kita'—merepresentasikan watak Tuhan secara keseluruhannya? Mungkinkah itu sepenuhnya memperjelas Tuhan? Kalau manusia mengatakan bahwa Tuhan hanya dapat disebut Yesus dan mungkin tidak memiliki nama lain karena Tuhan tidak dapat mengubah watak-Nya, maka kata-kata ini benar-benar penghujatan! Apakah engkau percaya bahwa nama Yesus yang berarti Tuhan menyertai kita, cukup untuk merepresentasikan Tuhan secara keseluruhannya? Tuhan mungkin dipanggil dengan banyak nama, tetapi di antara banyak nama ini, tidak ada satu pun yang mampu merangkum semua nama Tuhan, tidak satu pun dapat merepresentasikan Tuhan sepenuhnya. Karena itu, Tuhan memiliki banyak nama, tetapi nama yang banyak ini tidak dapat sepenuhnya memperjelas watak Tuhan karena watak Tuhan sangat kaya sehingga melebihi kemampuan manusia untuk mengenal-Nya. ... Satu kata atau nama tertentu saja tidak cukup untuk merepresentasikan Tuhan secara menyeluruh. Jadi, apakah menurutmu nama-Nya dapat ditentukan? Tuhan itu begitu agung dan begitu suci, tetapi engkau tidak mengizinkan-Nya untuk mengubah nama-Nya di setiap zaman yang baru? Oleh karena itu, di setiap zaman ketika Tuhan secara pribadi melakukan pekerjaan-Nya sendiri, Dia menggunakan nama yang cocok dengan zaman itu untuk merangkum pekerjaan yang ingin dilakukan-Nya. Dia menggunakan nama khusus yang memiliki makna temporal untuk merepresentasikan watak-Nya pada zaman tertentu. Inilah Tuhan yang menggunakan bahasa umat manusia untuk mengungkapkan watak-Nya sendiri" ("Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Saudari Xiling bersekutu, mengatakan, "Tuhan hanya melakukan satu bagian pekerjaan dari rencana-Nya di setiap zaman dan hanya mengungkapkan satu aspek dari watak-Nya. Nama yang dipakai-Nya pada zaman tertentu hanya merepresentasikan watak yang dimanisfestasikan-Nya dan pekerjaan yang dilakukan-Nya di zaman itu. Di Zaman Hukum Taurat, misalnya, nama Yahweh digunakan untuk merepresentasikan pekerjaan yang dilakukan Tuhan serta mengungkapkan aspek-aspek agung, murka, penyayang, dan kutuk dari watak-Nya. Dengan nama Yahweh, Tuhan menyatakan hukum Taurat dan perintah Tuhan dan menuntun umat manusia dalam kehidupan mereka di bumi. Pada akhirnya, perilaku manusia menjadi semakin teratur dan mereka belajar cara menyembah Tuhan. Menjelang akhir Zaman Hukum Taurat, karena manusia menjadi semakin rusak oleh Iblis, mereka tidak lagi mematuhi hukum Taurat dan perintah Tuhan serta menanggung risiko dikutuk dan dihukum mati. Demi menyelamatkan manusia dari kekakuan hukum Taurat, Tuhan melakukan pekerjaan penebusan dengan nama Yesus, sehingga memulai Zaman Kasih Karunia dan mengakhiri Zaman Hukum Taurat. Dia menyatakan watak-Nya yang pengasih dan penyayang, mengajarkan jalan pertobatan dan akhirnya menebus umat manusia melalui penyaliban-Nya. Semua orang yang menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat dan berdoa dalam nama Tuhan untuk mengaku dan bertobat akan diampuni. Dari sini, kita dapat melihat bahwa nama yang dipilih Tuhan di setiap zaman adalah bermakna. Setiap nama hanya merepresentasikan sebagian dari pekerjaan Tuhan dan aspek dari watak-Nya—satu nama tidak bisa merepresentasikan keseluruhan Tuhan. Jika di Zaman Kasih Karunia, Tuhan telah datang dengan nama Yahweh dan bukan Yesus, pekerjaan Tuhan akan berhenti berkembang melampaui Zaman Hukum Taurat dan, kita, sebagai manusia yang rusak, tidak akan pernah menerima penebusan kita, tetapi sebaliknya pasti dikutuk dan dihukum mati karena melanggar hukum Taurat dan perintah Tuhan. Demikian pula, jika, ketika Tuhan datang kembali pada akhir zaman, Dia masih dipanggil Yesus, pekerjaan Tuhan akan berhenti berkembang melampaui Zaman Kasih Karunia. Dosa-dosa kita akan diampuni, tetapi kita akan tetap hidup dalam lingkaran setan, yakni berbuat dosa dan mengakui dosa, serta kita tidak akan dapat membebaskan diri dari belenggu dosa dan mencapai penyucian. Dengan demikian, untuk membebaskan kita sepenuhnya dari belenggu dosa dan mencapai penyucian, sekali lagi Tuhan berinkarnasi dalam rupa manusia untuk mengungkapkan firman-Nya dan melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian, menetapkan Zaman Kerajaan dan mengakhiri Zaman Kasih Karunia. Dengan pergantian zaman itu, nama Tuhan juga telah berubah menjadi 'Tuhan Yang Mahakuasa,' yang memenuhi nubuat dalam Kitab Wahyu pasal 1, ayat 8 yang menyatakan: 'Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, firman Tuhan, yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.'"
Melalui persekutuan yang diberikan oleh saudara-saudari itu, aku memahami bahwa bagian Alkitab yang menyatakan, "Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya" (Ibrani 13:8). tidak berarti bahwa nama Tuhan tidak akan pernah berubah, melainkan bahwa substansi Tuhan tidak berubah. Aku juga belajar bahwa Tuhan membagi rencana pengelolaan-Nya selama enam ribu tahun menjadi tiga zaman—Zaman Hukum Taurat, Zaman Kasih Karunia, dan Zaman Kerajaan—dan dengan setiap tahap kerja baru, Tuhan memakai nama baru untuk merepresentasikan pekerjaan dan watak-Nya selama zaman itu. Dia juga menggunakan pemakaian nama baru untuk mengawali zaman baru. Betapa berartinya nama Tuhan di setiap zaman! Jika, seperti yang kuyakini sebelumnya, nama Tuhan tidak pernah berubah dan, ketika Dia datang kembali, Dia masih dipanggil Yesus, bukankah pekerjaan-Nya jadi terhenti?
Setelah pertemuan itu, aku kembali mencari beberapa petikan dari kitab Wahyu: "Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, firman Tuhan, yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:8). "Dia yang menang akan Kujadikan pilar di dalam bait Suci Tuhan-Ku dan ia tidak akan keluar lagi: dan Aku akan menuliskan padanya nama Tuhan-Ku, dan nama kota Tuhan-Ku, yaitu Yerusalem Baru, yang turun dari sorga dari Tuhan-Ku dan Aku akan menuliskan nama–Ku yang baru padanya" (Wahyu 3:12). Segalanya tiba-tiba menjadi jelas setelah membaca bagian firman ini, dan aku berpikir, "Aku sudah membaca dua petikan ini sebelumnya, jadi bagaimana mungkin aku tidak memperhatikan apa maksud yang sebenarnya? Dua petikan dari Kitab Suci ini dengan jelas menubuatkan bagaimana, ketika Tuhan datang kembali pada akhir zaman, Dia tidak akan lagi disebut Yesus dan nama baru-Nya adalah 'Yang Mahakuasa.' Aku selalu berpegang teguh pada kutipan dari Alkitab yang menyatakan, 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya' (Ibrani 13:8), berpikir bahwa nama Tuhan tidak akan pernah berubah, tetapi aku tidak pernah berpikir untuk memeriksa bagian-bagian lain dari Kitab Suci, dan terus-menerus menolak dan menentang pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Betapa bodohnya aku!" Melalui persekutuan yang diberikan oleh saudara-saudari itu, serta nubuat dalam Alkitab tentang nama Tuhan, aku tidak lagi memiliki keraguan tentang nama yang telah dipilih Tuhan pada akhir zaman.
Beberapa waktu kemudian, selama pertemuan, kami membaca petikan lain dari firman Tuhan: "Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus sang Juruselamat karena mereka mengasihi dan menghormati-Ku. Namun saat ini, Aku bukan Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu—Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Aku-lah Tuhan itu sendiri yang bangkit di ujung-ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tidak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Ia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan lidah api, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak satu orang atau perkara pun yang akan luput dari pemurnian melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tapi di akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang membakar segala sesuatu, dan juga Matahari kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Demikianlah pekerjaan-Ku di akhir zaman. Aku memakai nama ini dan Aku penuh dengan watak demikian supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, dan matahari yang menyala-nyala, dan lidah api. Supaya semua dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat rupa-Ku yang sejati: Aku bukan hanya Tuhan orang Israel, dan bukan hanya Sang Penebus—Aku adalah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan di seluruh bumi dan di lautan" ("Juruselamat Telah Datang Kembali di Atas 'Awan Putih'" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Saudari Xiling bersekutu dengan mengatakan, "Pada akhir zaman, Tuhan telah memulai pekerjaan penghakiman dengan firman di Zaman Kerajaan dengan nama 'Tuhan Yang Mahakuasa,' dan telah mengungkapkan watak-Nya yang benar dan agung, yang tidak membiarkan pelanggaran apa pun, kepada umat manusia. Firman Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan realitas kerusakan manusia oleh Iblis serta sumber perlawanan kita terhadap Tuhan. Firman Tuhan menghakimi pemberontakan dan ketidakbenaran kita serta menunjukkan kepada kita jalan dan arah yang perlu kita tempuh untuk mengubah watak kita. Selama kita berfokus pada pengejaran kebenaran dalam segala hal, menggunakan kebenaran untuk menyingkirkan watak rusak kita, serta berperilaku dan memperlakukan orang lain sesuai dengan tuntutan Tuhan, secara bertahap kita dapat membersihkan diri kita dari watak rusak kita dan mencapai keselamatan Tuhan sepenuhnya. Ketika pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di bumi selesai, semua orang yang menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman dan mencapai penyucian dan keselamatan Tuhan akan dipimpin oleh Tuhan ke dalam kerajaan-Nya untuk menikmati berkat-berkat Tuhan dan janji-Nya. Adapun mereka yang menolak pekerjaan Tuhan di akhir zaman dan bahkan menentang, mengutuk, memfitnah, dan menghujat Dia, mereka semua akan dilanda oleh bencana besar di akhir zaman dan akan dihukum dan dimusnahkan oleh Tuhan. Jadi, Tuhan menggunakan nama ‘Tuhan Yang Mahakuasa’ untuk memanifestasikan watak-Nya yang agung dan benar, yang tidak membiarkan pelanggaran apa pun, kepada semua umat manusia, Dia memisahkan manusia menurut jenisnya, mengakhiri zaman kejahatan ini dan menyelesaikan semua pekerjaan dari rencana pengelolaan Tuhan selama enam ribu tahun. Tuhan ingin kita melihat bahwa Dia bukan hanya Tuan dan Pencipta segala sesuatu, Dia juga dapat melayani sebagai korban penghapus dosa kita dan bahkan dapat menyempurnakan, mengubah, dan menyucikan umat manusia. Tuhan adalah Yang Awal dan Yang Akhir dan tindakan-Nya yang menakjubkan tak terselami oleh manusia. Karena itu, pemakaian nama ‘Tuhan Yang Mahakuasa’ oleh Tuhan ini sangat berarti. Saat ini, Roh Kudus hanya menjaga pekerjaan yang dilakukan atas nama Tuhan Yang Mahakuasa. Semua orang yang menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan berdoa dalam nama Tuhan Yang Maha Kuasa dapat menerima pekerjaan Roh Kudus, dan persediaan air kehidupan. Gereja-gereja di Zaman Kasih Karunia telah menjadi suram dan tandus—iman orang-orang percaya menjadi dingin, khotbah mereka tidak memiliki substansi, mereka tidak tergerak dalam doa, dan semakin banyak dari mereka yang tergoda oleh tren duniawi. Sumber masalah mereka terletak pada kenyataan bahwa Tuhan sedang melakukan pekerjaan baru, dan pekerjaan Roh Kudus telah bergeser dari gereja-gereja Zaman Kasih Karunia ke gereja-gereja Zaman Kerajaan. Mereka telah gagal mengikuti jejak langkah Anak Domba, gagal menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa dan, dengan demikian, mereka tidak dapat memperoleh persediaan air kehidupan dan harus berkubang dalam kegelapan tanpa jalan keluar."
Dengan membaca firman Tuhan dan mendengarkan persekutuan saudari itu, aku mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna Tuhan mengambil nama-nama yang berbeda di zaman yang berbeda. Aku juga mendapatkan pengetahuan tentang pekerjaan penghakiman Tuhan dan watak yang Dia ungkapkan di akhir zaman—ini sangat penting untuk pembebasan kita dari ikatan dosa dan keselamatan kita oleh Tuhan! Ternyata, alasan mengapa aku tidak merasa dibekali dengan mendengarkan khotbah dalam beberapa tahun terakhir, dan mengapa iman saudara-saudariku sudah menjadi lemah dan khotbah-khotbah itu tidak memiliki substansi adalah karena pekerjaan Roh Kudus telah bergeser: Roh Kudus sekarang hanya menjaga pekerjaan yang dilakukan dengan nama Tuhan Yang Mahakuasa. Karena kita belum menerima nama baru Tuhan dan tidak mengikuti jejak langkah Anak Domba, kita telah terjatuh ke dalam kegelapan. Pada saat itulah aku tahu dalam hatiku bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali.
Belakangan, saudara-saudariku bersekutu dengan aku mengenai cara membedakan gereja-gereja yang sejati dari gereja-gereja yang palsu, cara membedakan pekerjaan Roh Kudus dari pekerjaan Iblis, dan aspek-aspek kebenaran lainnya. Aku mendapat banyak manfaat dari persekutuan ini. Setiap kali aku berkumpul dengan saudara-saudariku untuk menonton film dan video Injil, aku merasa puas secara rohani dan perasaan damai serta aman memenuhi hatiku. Firman Tuhan Yang Mahakuasa tidak hanya memecahkan banyak pertanyaan yang sebelumnya kumiliki dalam kepercayaanku kepada Tuhan, tetapi juga memecahkan banyak masalah yang kualami dalam hidupku. Aku juga mendapatkan kembali iman yang kumiliki ketika aku pertama kali mulai percaya kepada Tuhan. Aku bersukacita karena Tuhan memilihku untuk menerima pekerjaan-Nya pada akhir zaman dan aku mulai mengikuti jejak langkah Anak Domba. Sekarang, aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa setiap hari. Semakin banyak aku membaca, semakin aku merasa terang memenuhi hatiku, dan dari lubuk hatiku, aku benar-benar yakin bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan merupakan suara Tuhan. Aku sepenuhnya yakin bahwa Tuhan sekarang telah menampakkan diri dan sedang bekerja sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, maka aku menerima nama Tuhan Yang Mahakuasa dan secara resmi bergabung dengan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena menyelamatkan aku!